Dari Seorang Guru 2

Suatu saat nanti kau temukan bahagia
Karena di depan aku yakin kau akan bahagia
Bahagia dengan diri yang telah menjalani hidup ini
Kini aku harus melepasmu melewati labirin kehidupan
Membiarkanmu merasakan lika – liku hidup
Untuk mencari makna apa yang selama ini kau pertanyakan dalam hati
Hancurkanlah dinding yang membatasi mimpi – mimpimu
Bangunlah dari tidur ketakutanmu
Berlarirah kejar asa yang belum sempat kau sampaikan
Dan bukalah mata, lalu berkata
“dunia ini indah karena aku memilikinya”
Kelebihan selalu menjadi senjata seseorang untuk maju,
Tapi kekurangan bukanlah alasan untuk menyerah.

“Anak – anakku ingatlah hari ini, dimana kalian memandang langit tanpa batas, dalam pijakan sama rendah. Karena esok, walau tetap langit yang kalian pandang tak berbatas tapi belum tentu dalam pijakan yang sama”

Dan bila nanti kau tak kembali dengan segala pencarian jati dirimu
Yang memaksa untuk melupakanku sejenak
KENANGLAH AKU
Selengkapnya...

Dari Seorang Guru 1

Perlahan induk burung mengajarkan anaknya terbang
Mengenali sekelilingnya, merasakan terpaan angin agar terbiasa
Hingga anak – anaknya menguasai langit lalu ia lepaskan
Untuk selang waktu yang sudah ditentukan
Membiarkanmu merasakan jatuh agar terus bangkit
Membiarkanmu mencari apa yang seharusnya kau miliki.

“Carilah apa yang kau ketahui, dan Ketahuilah apa yang kau cari”

Agar menjadi manusia yang terarah tanpa dekapanku
Semua pengorbanan, perhatian, dan kasih sayang ku lakukan demi kau anakku
Namun kerutnya wajahku, putihnya rambutku, dan rapuhnya tubuhku semua karena waktu
Dan demi waktu yang tak terhentikan. Untuk menumbangkan tubuhku di malamnya,dan Terbangun di fajarnya untuk siap melangkah kembali bersama jiwa yang baru

Tak Ada Yang Abadi dalam waktu, semuanya berlalu
Sahabat....
Kerabat....
Keluarga, dan
Cinta...
Karena tak ada pertemuan yang tak berujung perpisahan
Takkan kulihat lagi kebersamaan kalian, tak kudengar lagi tawa dan tangis kalian Hanya mampu menghelakan nafas sejenak ketika waktu datang untuk hilang
Selengkapnya...

Lupa

Terima kasih Tuhan telah memperkenalkan aku dengan mereka, yang mungkin Kau jadikan perantara atas pesan yang hendak Kau sampaikan bahwa dunia ini luas. Tak sebatas pandangan manusia yang sedang jatuh cinta dan buta terhadap yang tak dicintainya. Tak selebar jalan raya yang selalu dijadikan parkir truk bongkar muat. Tak hanya seterang lampu yang menjadi teman pendaki di dinginnya malam.

Dalam satu malam ku rebahkan tubuhku berhadapan dengan langit. Gelap membuat bintang terlihat sinarnya, berebut menyapa agar tak lepas dari hitungan jari telunjukku yang berdiri seperti memainkan kalkulator. Susah payah dan terus lupa ku ulangi hitungan itu tapi tetap lupa saat angka sudah mencapai puluhan, dan aku pun lupa aku lah manusia yang memiliki segudang lupa. Dan kini aku menyerah karena lelah dan lupa.

Banyaknya bintang yang hitungannya selalu lupa menyamai banyaknya ilmu yang di dapat dan selalu lupa...

TERIMA KASIH UNTUK MEREKA YANG SELALU MENGINGATKANKU DARI KELUPAAN SEBAGAI MANUSIA YANG MEMILIKI SEGUDANG LUPA...
Selengkapnya...

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme